Judul : Kekerasan Itu Berulang Padaku
Penulis : Titiana Adinda
Penerbit: Elex Media Komputindo
Genre: Kumpulan kisah nyata (true story)
ISBN: 978-979-27-3578-9
Kekerasan Itu Berulang Padaku
Oleh: Ajeng Nirmala
(Single parent dengan 2 orang anak, bekerja sebagai karyawan swasta)
Membaca buku ini seperti mengingatkan saya akan peristiwa yang pernah terjadi padaku beberapa tahun silam. Ya saya pernah menjadi korban kekerasan terhadap perempuan seperti sepuluh kisah dalam kumpulan kisah ini. Pelakunya tak lain adalah suami saya sendiri (sekarang kami sudah bercerai). Dulu waktu saya bercerai belum ada undang-undang perlindungan kekerasan dalam rumah tangga.
Pengalaman saya melapor peristiwa kekerasan yang saya alami ke polisi sungguh tidak menyenangkan. Polisi tidak peduli dengan keadaan saya ketika itu. Begitu juga ketika dipersidangan, mantan suami saya tidak dihukum apa-apa karena kekerasan yang dia lakukan kepada saya. Padahal rasa sakit disekujur tubuh saya akibat ditendang, dicekik dan ditampar, serta dicaci maki meninggalkan luka yang dalam dihati saya. Tapi saya bersyukur bisa terbebas dari kekerasan dalam rumah tangga itu.
Memang betul seperti yang disampaikan oleh penulis buku ini bahwa pelaku kekerasan sering kali memberi hadiah misal bunga, pakaian, atau coklat sesudah kekerasan terjadi. Hal itu yang membuat saya kacau pikirannya untuk meminta cerai. Apalagi saya sudah punya dua orang anak dan pernikahan saya tidak direstui oleh orangtua saya. Seperti dalam kisah yang banyak ditulis dibuku ini, meski tidak semuanya tidak direstui orangtuanya. Saya bisa merasakan perih dan pedihnya penderitaan para korban di buku itu.
Laki-laki memang brengsek! Sukanya menjahati perempuan. Meski saya tahu tidak semua laki-laki seperti itu. Tapi koq rata-rata begitu ya kelakuannya? Mungkin itu karena persoalan relasi gender yang timpang. Ketidakberdayaan dan ketidakkuasaan perempuan untuk melawan merepresentasikan bagaimana perempuan telah dikonstruksi menjadi pihak yang tidak punya posisi tawar atau bernilai rendah dalam status sosial daripada laki-laki. Hal itu saya kutip dari pernyataan Mariana Amiruddin, Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan dalam Pengantar Ahli dalam buku ini.
Buku ini juga terasa betul manfaatnya, karena kita tidak hanya diceritakan kisah-kisah kekerasan terhadap perempuan tetapi juga diberi pengetahuan tentang apa itu kekerasan terhadap perempuan dari dua orang ahli yaitu dr.Mutia Prayanti Errufana, SpOG dan Mariana Amiruddin. Juga didalam buku ini dilampirkan tentang tips jika anda menjadi korban kekerasan, alamat women crisis centre seluruh Indonesia, serta sekilas tentang UU No.23 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Pokoknya saya tidak merasa rugi membeli buku ini. Terima kasih kepada Titiana Adinda sang penulis buku ini, yang sudah menuliskan dengan baik buku kisah nyata ini. Sehingga saya larut dibawa oleh ceritanya sampai tak terasa saya menitikkan airmata setelah membaca buku ini. Terima kasih.